Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China melaporkan sekitar 3.000 pendatang yang tiba antara April hingga Oktober 2020 dinyatakan positif virus corona (Covid-19) tanpa gejala setelah melakukan tes.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, hal itu diketahui dari laporan hasil penelitian berjudul Asymptomatic SARS-CoV-2 Infections Among Persons Entering China from April, 16 to October 12, 2020.
Para peneliti mengumpulkan tes asam nukleat dari 19,40 juta orang. Dari angka itu, sebanyak 3.103 dinyatakan positif.
Semua pendatang dari luar China pada 16 April - 12 Oktober 2020 dan terkonfirmasi positif setelah tes PCR, dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Kategori peserta dalam penelitian ini yakni pendatang yang terkonfirmasi positif dengan gejala dan yang positif tanpa gejala.
Dari penelitian itu, sebanyak 51,9 persen atau 1.612 orang tak menunjukkan gejala apapun saat tiba di Tiongkok, bahkan hingga hari ke-13 saat karantina kolektif.
Sementara pendatang yang berasal dari Filipina sebanyak 16, 1 persen dinyatakan positif. Filipina merupakan kelompok tertinggi penyumbang pasien positif tanpa gejala. Selanjutnya disusul pendatang dari Rusia, Singapura dan Amerika Serikat.
Total pendatang yang dinyatakan positif dari keempat negara tersebut sebesar 43,7 persen.
Seiring berjalannya waktu, proporsi pasien tanpa gejala di China melonjak. Mereka yang masuk dalam daftar teratas positif Covid-19 berasal dari Filipina, Rusia, Singapura dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, China disebut telah berhasil mengendalikan epidemi awal Covid-19 pada Maret 2020. Sejak saat itu pemerintah China fokus melakukan pencegahan infeksi corona.
Mulai 1 April 2020, orang-orang yang memasuki China via udara, laut atau darat diwajibkan tes PCR di pos yang telah disediakan.
Bagi pendatang yang positif akan dirujuk ke rumah sakit, dan bagi yang negatif dikarantina selama 14 hari. Di hari ke-13 mereka akan dites ulang untuk memastikan apakah negatif atau positif Covid-19.
Kini pemerintah Negeri Tirai Bambu melarang penduduk mudik menjelang Imlek untuk menghindari penyebaran infeksi dan lonjakan kasus Covid-19.
Komentar
Posting Komentar